Demonstrasi prototipe ini sendiri telah dilangsungkan di Graham Center pit on FIU's Modesto A. Maidique Campus. Berbeda seperti pada film Robocop yang telah tayang di bioskop-bioskop di seluruh dunia, FIU TeleBot ini telah diperkirakan tidak akan menyebabkan kerusakan pada kehidupan atau properti.
Para peneliti dan mahasiswa telah bekerja selama lebih dari 18 bulan untuk memperbaiki teknologi yang akan memungkinkan orang cacat untuk mengontrol robot melalui jarak jauh, melihat segala sesuatu melalui optik robot dan berinteraksi dengan anggota masyarakat.
Photo: YouTube/FloridaInternational |
"Kami harus membangun semuanya dari awal. Para siswa sangat termotivasi dan merasa seperti mereka telah membuat kontribusi nyata".
Setelah mengatasi berbagai tantangan seperti perbaikan pada bagian kepala dan fungsi tangan yang benar, tim telah selesai bekerja pada prototipe awal dari robot Telebot yang memiliki tinggi enam meter dan berat sekitar 75 kilogram, serta dapat dikendalikan dari jarak jauh.
Proyek TeleBot dimulai pada tahun 2012 ketika Letnan Jeremy Robins, seorang komandan dari Angkatan Laut Cadangan AS, menyumbangkan $ 20.000 kepada Discovery Lab untuk mengembangkan idenya, yang dapat memberikan kesempatan bagi anggota kepolisian dan para veteran perang yang mengalami disabilitas, agar dapat kembali aktif dan bekerja menjadi penegak hukum yang profesional untuk masyarakat.
"Apa yang paling membuat saya terkesan tentang prototipe TeleBot adalah, bahwa sebagian besar pekerjaan dilakukan oleh mahasiswa yang beroperasi di bawah pengawasan anggaran dan waktu yang sangat ketat", kata Letnan Robins.
Amir Mirmiran, dekan FIU Fakultas Teknik dan Komputasi, mengatakan bahwa, TeleBot adalah produk dari imajinasi dosen dan mahasiswa yang mendaftar dalam "out of the box", dimana kita memiliki satu tujuan yang sama yaitu bagaimana cara mengatasi masalah nyata yang saat ini terjadi dengan solusi cerdas dan biaya terjangkau.
"Proyek ini telah memiliki dampak yang sangat baik pada sisi pendidikan juga, karena kita tahu bahwa robot adalah alat besar yang canggih, dan untuk menciptakannnya maka kita butuh siswa dari segala usia yang mau bergerak di bidang teknik, coding atau komputer", kata Mirmiran.
No comments :
Post a Comment