Salah satu adab ketika minum yang diperintahkan oleh Rasulullah adalah
menahan nafas ketika meneguk air di bejana atau gelas. Larangan itu
terus dikaji oleh para pakar kotemporer untuk meneliti hikmah dibalik
perintah tersebut.
Hasilnya terbukti ilmiah bahwa ternyata larangan yang diterapkan Nabi SAW sejak 14 abad lalu ini mengandung hikmah dalam ilmu pengetahuan yang baru diteliti di era kontemporer-modern sekarang ini.
Saat bernafas terjadi dua proses yang dialami yakni menghirup udara dan menghembuskan udara. Saat menghirup udara tubuh kita menyerap oksigen (O2) yang merupakan udara bersih. Namun tidak demikian saat kita menghembuskan nafas, karena saat menghembuskan nafas, udara yang keluar adalah campuran karbon, sisa-sisa tubuh yang beterbangan di bagian tubuh dan sedikit oksigen yang dikeluarkan dalam bentuk gas karbondioksida (CO2).
Secara kimia digambarkan jika bertemu H2O (air dalam gelas) dengan karbondioksia atau CO2 (udara hembusan nafas) akan menghasilkan asam karbonat atau H2CO3. atau Sama dengan Cuka dan menyebabkan minuman itu berubah menjadi Acidic. Jadi jika bernafas dalam gelas maka yang dia hirup zat asam arangnya sendiri.
Selain itu, sebagaimana sudah kita ketahui, seseorang yang minum satu gelas dalam satu kali minuman akan memaksa dirinya untuk menutup / menahan nafas hingga selesai minum. Hal ini akan menyebabkan jalur yang dilalui air dan makanan serta jalan yang dilalui udara akan saling bertabrakan. Hal ini akan berpengaruh buruk pada kedua dinding paru-paru.
Apabila seseorang membiasakan diri minum dengan menghabiskan air dalam satu kali tenggakan, paru-paru akan menyempit dan nafasnya akan berat. Dampaknya kedua paru-parunya akan menekan jantung sehingga mengalami gagal jantung, kemudian membalik ke hati maka hati akan membengkak, kemudian sekujur tubur akan menggembur.
Oleh karena itu, sungguh sangat mulia ajaran dari Rasulullah agar kita meminum air seteguk demi seteguk (antara dua tegukkan dijeda dengan nafas), dan meminum air satu gelas dengan tiga kali tegukkan. Sebab hal ini lebih memuaskan rasa dahaga dan lebih menyehatkan tubuh.
Hasilnya terbukti ilmiah bahwa ternyata larangan yang diterapkan Nabi SAW sejak 14 abad lalu ini mengandung hikmah dalam ilmu pengetahuan yang baru diteliti di era kontemporer-modern sekarang ini.
Saat bernafas terjadi dua proses yang dialami yakni menghirup udara dan menghembuskan udara. Saat menghirup udara tubuh kita menyerap oksigen (O2) yang merupakan udara bersih. Namun tidak demikian saat kita menghembuskan nafas, karena saat menghembuskan nafas, udara yang keluar adalah campuran karbon, sisa-sisa tubuh yang beterbangan di bagian tubuh dan sedikit oksigen yang dikeluarkan dalam bentuk gas karbondioksida (CO2).
Secara kimia digambarkan jika bertemu H2O (air dalam gelas) dengan karbondioksia atau CO2 (udara hembusan nafas) akan menghasilkan asam karbonat atau H2CO3. atau Sama dengan Cuka dan menyebabkan minuman itu berubah menjadi Acidic. Jadi jika bernafas dalam gelas maka yang dia hirup zat asam arangnya sendiri.
Selain itu, sebagaimana sudah kita ketahui, seseorang yang minum satu gelas dalam satu kali minuman akan memaksa dirinya untuk menutup / menahan nafas hingga selesai minum. Hal ini akan menyebabkan jalur yang dilalui air dan makanan serta jalan yang dilalui udara akan saling bertabrakan. Hal ini akan berpengaruh buruk pada kedua dinding paru-paru.
Apabila seseorang membiasakan diri minum dengan menghabiskan air dalam satu kali tenggakan, paru-paru akan menyempit dan nafasnya akan berat. Dampaknya kedua paru-parunya akan menekan jantung sehingga mengalami gagal jantung, kemudian membalik ke hati maka hati akan membengkak, kemudian sekujur tubur akan menggembur.
Oleh karena itu, sungguh sangat mulia ajaran dari Rasulullah agar kita meminum air seteguk demi seteguk (antara dua tegukkan dijeda dengan nafas), dan meminum air satu gelas dengan tiga kali tegukkan. Sebab hal ini lebih memuaskan rasa dahaga dan lebih menyehatkan tubuh.
No comments :
Post a Comment