Jamur merang
(Volvariella volvaceae), sangat dikenal dan diminati orang dibandingkan jamur
lainnya. Keunggulan lainnya adalah, disamping pertumbuhan dan panennya cepat,
jamur merang ini dapat diusahakan dalam skala kecil dengan sistim bedengan
maupun skala besar, dengan sistim kubung. Untuk membudidayakan jamur ini dalam
usaha manapun pada prinsipnya sama, yaitu mempunyai banyak hal yang harus
dipersiapkan terlebih dahulu. Pertama yang harus dipersiapkan adalah
pengetahuan tentang pengenalan dan perilaku dari jamur itu sendiri, sehingga
petani dapat mengetahui tahapan pertumbuhan jamur dan persyaratan tumbuhnya.
Kemudian yang kedua ketersediaan lahan,tenaga kerja dan tentu saja modal.
Produksinya, merupakan komoditi yang mempunyai prospek untuk dikembangkan baik
untuk memenuhi permintaan dalam negeri maupun luar negeri. Permintaan pasar
akan jamur merang khususnya Daerah Khusus Ibukota Jakarta sangat tinggi hingga
mencapai 150 ton perhari. Pada musim kemarau pasokan jamur merang dari petani
biasanya mengalami penurunan hingga 20 ton/hari, sehingga harga jamur merang
melonjak tinggi, Jenis jamur yang paling banyak dibutuhkan untuk memenuhi
permintaan rumah makan china adalah jamur merang, jamur ini dapat dikonsumsi
sebagai campuran masakan misalnya bakso, sup dan masakan lainnya. Kegunaan lain
adalah dalam upaya memenuhi kebutuhan gizi masyarakat, karena mengandung
protein, karbohidrat dan vitamin B. Berikut akan dikemukakan suatu petunjuk
suatu teknologi mpembuatan jamur merang secara praktis dengan system bedengan dalam
skala kecil.
PEMILIHAN LOKASI
Jamur merang tidak memerlukan cahaya matahari yang terlampau banyak. Pada
tempat yang teduh atau dibawah pohon yang rindang dan dibawah tanaman yang
merambat sangat baik untuk membuat bedengan. Apabila tempat sudah dipilih,
bedengan dibuat dengan arah memanjang dari Timur ke Barat. Jamur tidak menyukai
tempat yang tergenang air atau tempat yang terlalau kering. Untuk mengindari
genangan air dapat diatasi dengan meninggikan tanah alas bedengan. Sedangkan
untuk menghindari kekeringan, dibuat saluran air pada sekeliling bedengan.
Badengan harus dibuat kokoh agar tidak mudah roboh. Alas bedengan dibuat dari
gundukan tanah, sedangkan pada tanah yang berpasir atau tanah lempung
dianjurkan untuk menggunakan alas dari kayu, bambu dan bata. BAHAN BEDENGAN
Bahan yang biasa digunakan untuk membuat bedengan adalah jerami padi yang sudah
kering, Selain itu daun pisang yang sudah kering juga dapat dipakai. Buatlah
ikatan jerami/ daun pisang dengan garis tengah 10 cm atau setengah jengkal.
Sebagai tali pengikat dapat digunakan serat pelepah pisang. Potong jerami/ daun
pisang yang sudah diikat dengan ukuran panjang 40 cm atau 2 jengkal. Untuk satu
bedengan dengan ukuran lebar 60 cm dan panjang 160 cm, terdiri dari 6 lapisan
yang memerlukan sekitar 90 ikat jerami/ daun pisang. Bila musim kemarau lapisan
bedengan dibuat sebanyak 4 atau 5 sedangkan pada musim penghujan harus lebih
banyak. Rendamlah ikatan jerami/ daun pisang yang sudah dipotong tadi kedalam
air yang bersih, dan sebaiknya pada air yang mengalir. Perendaman dilakukan
selama satu malam.Selanjutnya jerami diangkat dari rendaman, dan tiriskan
beberapa saat.
CARA MEMBUAT
BEDENGAN Bedengan yang telah terbentuk sesuai ukuran tadi dilengkapi dengan
parit selebar 20 cm, kedalaman parit 15 cm. Jadi untuk satu bedengan hanya
memerlukan lahan 2x1 meter. Sediakan dua potong kayu atau bambu, selanjutnya
tancapkan masing-masing ditengah dari tepi kedua bagian lebar alas bedenga
tadi. Hal ini dimaksudkan agar jerami/ daun pisang yang disusun tidak roboh
CARA MENANAM BIBIT.
Penanaman bibit dilakukan setelah lapisan bedengan tersusun rapih, dengan jarak
1/2 jengkal ( 10 cm). Caranya bibit diselipkan atau dimasukkan diujung bedenga.
Kerangkan penutup bedengan terbuat dari bambu setinggi satu meter. Setelah
kerangkan jadi, tutuplah dengan plastik. Penutupan ini dimaksudkan agar suhu
dan kelembaban bedengan dapat terjaga. Penutup hanya boleh dibuka setelah bibit
jamur yang ditanam telah berumur 5 hari. PEMELIHARAAN. Penambahan air kedalam
saluran air disekeliling bedengan sangat dianjurkan untuk menjaga kelembaban
dan untuk mencegah bedengan dari gengguan semut/rayap. Penyiraman dengan air
sari beras atau sari buncis setelah 5 hari dimusim kemarau harus dilakukan
secara perlahan-lahan. Hal ini dimaksudkan agar benang-benang miselium jamur
yang sedang tumbuh tidak rusak karena penyiraman. Sedangkan pada musim
penghujan, penyiraman tidak dianjurkan. CARA PEMANENAN Pertumbuhan jamur merang
dimulai dari ukuran jarum pentul, kancing, telur dan payung. Jamur merang yang
dipanen pada ukuran telur, dalam pemanenan tidak menggunakan gunting/ pisau,
karena alat tersebut dapat mengakibatkan pembusukan pada jamur. Cara panen yang
baik, hendaknya dilakukan dengan tangan. Caranya batang/ pangkal jamur diputar
perlahan-lahan sampai jamur terlepas dari bedengan. Jamur yang sudah dipetik
sebaiknya diangin-anginkan diatas tempat terbuka agar supaya tidak lekas rusak.
No comments :
Post a Comment