Mayoritas
masyarakat Indonesia sangat menyukai aroma yang sangat sedap dari bawang daun,
dalam beberapa jenis masyakat ada yang wajib menggunakan penyedap aroma bawang
daun ini, selain itu rasanya juga gurih dan akan menjadikan selera makan kita
semakin bertambah jika masakan ditambahkan dengan bawang daun. Untuk itu
sepertinya kebutuhan akan bawang daun tidak akan ada habisnya, maka dari itu
budidaya bawang daun masih sangat berpeluang baik untuk dilakukan oleh para
petani Indonesia.
Jadi mau tunggu apa lagi mari kita
manfaatkan peluang yang sangat bagus ini. Potensi pasar bawang daun masih cukup
bagus, termasuk untuk pasar ekspor.
Beberapa jenis masakan yang menurut
saya wajib menggunakan bawang daun diantaranya: sop, martabak telur, soto,
opor, rendang,
Sebelum saya bahas teknis dan cara
budidaya bawang daun akan saya bahas terlebih dahulu tentang bawang daun itu
sendiri.
Bawang daun atau biasa juga disebut
daun bawang merupakan jenis sayuran dari kelompok bawang yang banyak digunakan
dalam masakan.
Daun bawang sebenarnya istilah umum
yang dapat terdiri dari spesies yang berbeda. Jenis yang paling umum dijumpai
adalah bawang daun (Allium fistulosum). Jenis lainnya adalah A.
ascalonicum, yang masih sejenis dengan bawang merah. Kadang-kadang bawang
prei juga disebut sebagai daun bawang.
Berikut akan kami bahas artikel
tentang budidaya bawang daun, gampang-gampang susah memang untuk budidaya
bawang jenis yang satu ini, namun bagi kalangan petani yang berpengalaman saya
yakin sudah tak asing lagi dengan teknis dan cara budidaya bawang daun.
Teknis dan Cara Budidaya Bawang Daun
Pembibitan
Ada dua cara melakukan pembibitan bawang daun. Pertama, menggunakan pembibitan benih dan kedua menggunakan pembibitan anakan. Tahap pertama budidaya bawang daun adalah pembibitan. Berikut ini merupakan tahap pembibitan bawang daun.
Ada dua cara melakukan pembibitan bawang daun. Pertama, menggunakan pembibitan benih dan kedua menggunakan pembibitan anakan. Tahap pertama budidaya bawang daun adalah pembibitan. Berikut ini merupakan tahap pembibitan bawang daun.
Pembibitan Benih
- Benih disemai di sebuah
bedengan selebar 100-120 cm dan panjangnya disesuaikan dengan kondisi
lahan.
- Tanah digemburkan dan diolah
dengan ukuran kedalaman sekitar 30cm. Kemudian, pupuk kandang sebanyak 2
kilogram dicampurkan ke dalamnya.
- Bedengan diberi semacam atap
berbahan plastik transparan dengan ketinggian 100-150cm di sebelah timur,
sementara tinggi di sisi barat cukup 60-80cm.
- Benih pun ditaburkan pada
sebuah garis atau larik-larik melintang dengan kedalaman sekitar 1cm dan
jarak tiap-tiap larikan tidak lebih dari 10cm.
- Sambil menunggu kecambah
muncul, tutuplah benih tersebut dengan karung goni yang basah atau bisa
juga menggunakan daun pisang.
- Untuk merawatnya, disarankan
agar penyiraman dilakukan setiap hari.
- Pada usia 1 bulan, saatnya
bibit diberikan pupuk daun dengandosis anjuran 1/3 hingga ½ dengan cara
disemprot.
- Nah, jika sudah berusia 2 bulan
dan ketinggian bibit sudah mencapai 10cm hingga 15 cm, bibit bawang daun
sudah siap dipindahkan.
Pembibitan Anakan
Berikut ini adalah bagaimana daun
bawang dibudidayakan menggunakan pembibitan anakan.
- Memilih rumpun yang hendak
dibuat menjadi bibit haruslah berumur 2,5 bulan dan dalam kondisi sehat
tidak terseranghama.
- Pembongkarannya, rumpun
piliahan tadi diangkat bersama dengan akar-akarnya.
- Selanjutnya, tanah yang
menempel dan akar atau daun tua ikut dibuang.
- Pisahkanlah rumpun tersebut
hingga kita mempunyai rumpun baru yang terdiri dari 1-3 anakan daun
bawang.
- Cara penanamannya adalah
membuang sebagian daun dan bibit pun disimpan pada lokasi lembap serta
teduh dengan durasi sekitar 5 hingga 7 hari.
- Bibit pun siap ditanam.
Persiapan Lahan
Lahan yang sesuai untuk penanaman
bawang daun adalah tanah hitam yang gembur dan banyak humus. Selanjutnya tanah
diolah dan sebaiknya pengolahan tanah dilakukan 15-30 hari sebelum tanam, tanah
diolah dengan dicampur Pupuk Organik.
Buatlah persemaian. Caranya, olah tanah, lalu tanam biji atau anak tunas
sebagai bibit. Untuk 1 ha lahan, dibutuhkan bibit (tunas) sebanyak 200.000
anakan atau 1,5-2 kg biji. Siapkan lahan untuk penanaman. Caranya, cangkul
tanah sedalam 30-40 cm, kemudian berikan pupuk kandang sebanyak 10-15 ton/ha.
Buat bedengan selebar 0,6-1 m. Buat parit dengan lebar 20-30 cm di antara
bedengan. Pengapuran dilakukan jika tanah ber-pH < 6.5 dengan 1-2 ton/ha
kapur dolomit dicampur merata dengan tanah pada kedalaman 30 cm. Buat lubang
tanam dengan jarak 20 x 20 cm sedalam 10 cm.
Penanaman
- Pindahkan bibit ke lahan
penanaman setelah berumur 2 bulan (tingginya 10-15 cm).
- Waktu tanam terbaik awal musim
hujan (Oktober) atau awal kemarau (Maret).
- Sebelum ditanam, bibit dicabut
dengan hati-hati, lalu potong sebagian akar dan daun.
- Rendam bibit dalam fungisida
dengan konsentrasi rendah (30%-50% dari dosis yang dianjurkan) selama
10-15 menit.
- Tanam bibit dalam lubang yang
telah disediakan, lalu padatkan tanah disekitar pangkal bibit atau pada
bagian akar.
Pemeliharaan
- Setelah bawang daun berumur 15
hari setelah tanam lakukan penyulaman, bila ada bibit bawang daun yang
mati atau yang pertumbuhannya kurang baik.
- Lakukan penyiangan gulma setiap
3-4 minggu, atau setiap kali tumbuh gulma di sekitar tanaman bawang daun.
- Pembubunan bagian dasar tunas
selama 4 minggu sebelum panen.
- Potong batang bunga dan daun
tua untuk merangsang tunas.
- Siram 2 kali sehari, usahakan
untuk tidak terlalu becek/basah.
- Lakukan penyemprotan pestisida
jika diperlukan bila muncul tanda-tanda hama dan penyakit, usahakan dengan
pestisida nabati/organik.
Pemupukan
Berikan pupuk pertama pada saat
bawang daun berumur 25-30 hari setelah tanam. Selanjutnya lakukan pemupukan
sesuai kebutuhan tanaman dengan memperhatikan laju pertumbuhan tanaman. Untuk
hasil yang maksimal, menjaga kermahan lingkungan, dan hasil panen bawang daun
yang sehat untuk dikonsumsi, gunakan Pupuk Organik.
Hama dan Penyakit
Ulat bawang/ulat grayak (Spodoptera
exiqua Hbn.). Pengendalian: cara pergiliran
tanaman dengan tanaman bukan Liliaceae atau dengan perangkap ngengat.
Ulat tanah (Agrotis ypsilon Hufn.) Pengendalian mekanis: mengumpulkan ulat di malam hari,
menjaga kebersihan kebun dan pergiliran tanaman dengan tanaman bukan Liliaceae.
Thrips/kutu loncat/kemeri (Thrips
tabbaci Lind.). Pengendalian: pergiliran tanaman
bukan Liliaceae; menanam secara serempak; memasang perangkap serangga berupa
kertas/dengan insektisida Mesurol 50 WP.
Bercak ungu (Alternaria porri (Ell.)
Cif.). Pengendalian: cara perbaikan tata
air tanah, pergiliran tanaman dengan tanaman bukan Liliaceae dan menggunakan
bibit sehat.
Busuk daun/embun tepung (Peronospora
destructor (Berk.) Casp). Pengendalian:
menggunakan benih/bibit sehat, rotasi tanaman dengan tanaman bukan Liliaceae.
Busuk leher batang (Bortrytis allii
Munn.). Gejala: leher batang menjadi lunak,
berwarna kelabu, bentuknya menjadi bengkok dan busuk. Pengendalian: pergiliran
tanaman bukan Liliacea, penggunaan benih/bibit sehat,
meningkatkan kebersihan kebun dan tanaman.
Antraknose (Collectotrichum
gleosporiodes Penz.). Gejala: daun bawah rebah, pangkal
daun mengecil dan tanaman mati mendadak. Pengendalian: menggunakan
bibit/benih sehat, perbaikan tata air, rotasi tanaman dengan tanaman bukan
Liliaceae, mencabut tanaman yang sakit.
Panen
- Umur Panen 2,5 bulan setelah
tanam.
- Jumlah anakan maksimal (7-10
anakan), beberapa daun menguning.
- Seluruh rumpun dibongkar dengan
cangkul/kored di sore hari/pagi hari.
- Bersihkan akar dari tanah yang
berlebihan.
Pasca Pane
- Bawang daun yang telah dipanen
disimpan di tempat teduh, lalu cuci sampai bersih dengan air
mengalir/disemprot, lalu tiriskan.
- Ikat dengan tali rafia pada
bagian batang dan daun.
- Berat setiap ikatan sekitar 25
kg.
- Bawang daun disortir sesuai
ukuran diameter batang dan panjang daun.
- Simpan pada temperatur 0,8-1,4 °C sehari semalam untuk menekan penguapan dan kehilangan
bobot, dan agar bawang daun tetap segar saat akan dipasarkan.
- Bawang daun siap untuk
dipasarkan.
Selain di budidayakan di lahan yang
luas bawang daun juga sangat cocok jika dibudidayakan dalam pot atau polybag,
untuk budidaya bawang daun dalam pot atau polybag pada prinsipnya sama, hanya
berbeda media tanamnya saja. Jadi tidak ada salahnya bagi Anda yang tidak
memiliki pekarangan yang luas bisa mencoba budidaya bawang daun dalam pot atau
polybag.
Daun
Bawang
|
||||||||||||
|
||||||||||||
Klasifikasi
ilmiah
|
||||||||||||
|
No comments :
Post a Comment